Nguri-Uri Budaya dengan Gendhing Setu Legi

Tidak seperti malam minggu pada umumnya, pada Sabtu malam (11/1/2020), Pendopo Kabupaten Purworejo dipadati hadirin dengan berbusana Jawa. Pasalnya pada hari itu diselenggarakan sebuah even kebudayaan bertajuk Gendhing Setu Legi.
Ketua Penyelenggara Melania Sinaring Putri SSn, menyebut bahwa Gendhing Setu Legi digagas oleh sejumlah komunitas seni dan budaya di Kabupaten Purworejo sebagai sarana berkumpul masyarakat Jawa, khususnya di area Purworejo dan sekitarnya. “Kegiatan ini bertujuan untuk mengenalkan kembali seni budaya Jawa, meningkatkan kecintaan sebagai orang Jawa, serta mencoba memfasilitasi eksistensi dan aktualisasi diri kesenian lokal Purworejo,” ungkapnya.
Drs Pram Prasetyo Ahmad MM yang dalam kesempatan tersebut hadir mewakili Bupati Purworejo menjelaskan, pemilihan hari Setu didasari oleh tradisi Jawa untuk melestarikan tradisi orang Jawa yang melakukan peringatan untuk hari lahir, weton, atau hari tertentu yang dianggap sakral. Hari Jadi Kabupaten Purworejo pada 27 Februari 1831 yang jatuh pada hari Minggu Pahing, sebagai satu pijakan utama dalam penyelenggaraannya.
Sehingga kebiasaan orang Jawa melakukan lek-lekan (begadang) di malam hari sebelumnya itulah yang kemudian jatuh pada Sabtu Legi. "Harapannya dengan memahami edukasinya maka kita bisa tahu maknanya kalau ada acara yg itu terkait nilai-nilai budaya Jawa," ungkapnya.
Even Gendhing Setu Legi yang sudah diselenggarakan untuk ketiga kalinya ini sukses menarik perhatian para peminat budaya Jawa baik dari dalam Purworejo, maupun dari luar kota. Kedepannya even tersebut akan diadakan setiap Sabtu Legi.