Pemerintah Desa diminta aktif menjalin komunikasi dengan perantau untuk mengedukasi dan memberikan pengertian agar tidak mudik di momen Hari Raya Idul Fitri. Sebab, walaupun pelarangan mudik sudah ditetapkan oleh pemerintah pusat dan juga telah ditegaskan kembali oleh pemerintah daerah, namun diprediksi masih banyak perantau yang memaksa mudik ke kampung halaman.

Harapan itu disampaikan Bupati Purworejo RH Agus Bastian SE MM dalam kegiatan pemantauan penerapan protokol kesehatan dalam pelaksanaan ibadah di Masjid Al-Ikhlas Nur Padang Desa Hulosobo Kecamatan Kaligesing, Rabu (05/05/2021). Bupati yang juga menjalani Sholat Isya dan Tarawih di masjid tersebut didampingi oleh Kepala Dinas PPKP Wasit Diono SSos, Kabag Kesra Setda Drs Fatkurrohman MM, Kabag Humas dan Protokol Setda Rita Purnama SSTP MM serta Camat Kaligesing beserta Forkopimcam. Dalam kegiatan ini juga dilakukan penyerahan bantuan dari Baznas untuk takmir Masjid Al-Ikhlas Nur Padang Desa Hulosobo yang diserahkan oleh Bupati dan diterima langsung oleh ketua takmir masjid.

Dalam kesempatan ini, Bupati mengedukasi jama’ah yang hadir untuk selalu menaati protokol kesehatan dimanapun berada. Apalagi belum lama ini terjadi di wilayah kaligesing banyak warga yang terpapar Covid-19 setelah melakukan perjalanan ziarah. Hal ini menunjukan bahwa pandemi masih ada di sekitar dan bisa sewaktu-waktu menyerang kesehatan tubuh.

“Menjelang Hari Raya Idul Fitri,  biasanya di desa akan banyak kedatangan para perantau. Oleh karenanya perlu upaya pencegahan maupun strategi penanganan agar jangan sampai pemudik pulang dan setelahnya menulari keluarganya di daerah,” tandasnya.

Disampaikan, aturan larangan mudik oleh pemerintah daerah harus disengkuyung oleh pemerintahan di tingkat kecamatan maupun tingkat desa hingga level mikro RT/RW. Diharapkan dalam setiap tingkatan harus ikut menggaungkan aturan ini agar dapat diterima dan dimengerti oleh para perantau maupun keluarganya.

“Saya menghimbau kepada Kades beserta perangkatnya yang merupakan satuan kerja yang langsung berada di tengah masyarakat untuk menjalin komunikasi sejak dini menghadapi arus mudik lebaran tahun ini, semaksimal mungkin kita berikan pengertian dan pemahaman jauh jauh hari sehingga diharapkan para perantau untuk menunda mudik pada tahun ini.” Katanya.

Menurutnya, walaupun secara umum tren penularan covid-19 di Kabupaten Purworejo semakin menurun, namun diharapkan masyarakat tidak lengah dalam menerapkan protokol kesehatan serta sebisa mungkin menghindari kegiatan- kegiatan  yang beresiko dapat menularkan covid-19. Jalinan komunikasi sangat penting dalam upaya pencegahan dan sosialisasi pelarangan mudik ini. Komunikasi bisa dilakukan dengan memanfaatkan tekhnologi informasi yang ada untuk berkomunikasi dengan cara menghimpun seluruh warga desa yang ada di perantauan secara intens.

“Selain upaya komunikasi ini kita juga tetap harus menyiapkan posko siaga covid-19 yang menjadi pusat penanganan covid di level desa, tempat isolasi, dan mengoptimalkan peran Jogo Tonggo untuk upaya penanganan jika ada warga yang terpapar,” pesannya.

Kegiatan ini selain untuk memastikan penerapan protokol kesehatan dalam pelaksanaan ibadah juga dijadikan sebagai sarana untuk mendengarkan aspirasi masyarakat secara langsung. Antara lain seperti yang disampaikan warga setempat mengenai kerusakan jembatan. “Infrastruktur jalan atau jembatan yang rusak asalkan statusnya masih jalan kabupaten insya allah bisa langsung diperbaiki,” katanya.