Seputar Pariwisata

Durian Kaligono Umurnya Capai 2 Abad

Durian salah satu buah favorit yang selalu dicari, bahkan durian asal Desa Kaligono Kecamatan Kaligesing menjadi buruan dari wilayah Purworejo sendiri maupun dari luar daerah. Tidak heran jika Desa Kaligono mengagendakan festival durian setiap dua tahun sekali, yang selalu dipadati pengunjung dari berbagai daerah. Namun sejak masa pandemi covid-19 menjadikan agenda festival durian ditunda.
 
Dibalik itu, ada sisi yang menarik dari pohonnya yang memiliki umur sekitar 200 hingga 300 an tahun atau 2 sampai 3 abad silam. Perkiraan pohon durian diyakini Ngatijo warga RT 2 RW 4, bahwa durian sudah turun temurun dari eyang buyut.  “Wit duren niki warisan saking mbah buyut kulo. Kinten-kinten umure wit duren niki nggih pun 200 an tahun. Kulo mawon umure saniki 68 tahun. (Pohon durian ini warisan dari eyang buyut saya. Kalau dihitung umurnya ya 200-an tahun, wong saya saja sudah 68 tahun),” kisah Ngatijo.  
 
Pohon-pohon yang dijuluki 'king of fruits' memiliki ukuran cukup tinggi rata-rata mencapai lebih dari 30 meter. Jenis duriannya yakni durian pithi. Dalam Bahasa Jawa, pithi digunakan untuk menyebut benda yang bentuknya kecil. Durian pithi, walaupun bentuknya kecil, namun dagingnya tebal dan rasanya manis pahit. Jenis ini yang sering dicari para penikmat durian. Untuk mendapatkannya pun harus memesan terlebih dahulu pada Mbah Ngatijo, karena sering habis. “Kulo gadah wit duren 50 wit, niku umure 200 ngantos 300 an tahun. Alhamdulilah dumugi saniki tasih awoh. (Saya punya sekitar 50 pohon durian yang usianya 200-300 tahun. Sampai sekarang masih berbuah),” tuturnya.
 
Selain Nagtijo juga ada Rahmat (80) warga Desa Kaligono yang memiliki pohon durian berusia 300-an tahun lebih. Hanya saja pohon yang terletak di pinggir jalan Desa Kaligono-Ngaran itu, sudah jarang berbuah mungkin karena usianya yang sudah sangat tua. “Saya dulu membeli pohon itu dari almarhumah Mbah Menyir ya pohonnya sudah tua dan sebesar itu. Mbah Menyir kalau hidup sampai sekarang usianya ya sudah 150-an tahun. Berarti pohon duriannya itu lebih 300 tahun, itu juga warisan dari leluhur-leluhurnya,” cerita Rahmat.
 
Pohonnya cukup besar berdiameter sekitar 3 meter. Butuh rentangan tangan 3-4 orang dewasa untuk bisa melingkari pohon itu. Memang belum ada pembuktian yang sahih, secara ilmiah tentang usia pohon-pohon durian itu. Namun warga sangat yakin umur pohon durian sudah mencapai ratusan tahun. 
 
Kepala Desa Kaligono Suroto sangat percaya umur durian diwilayahnya mencapai ratusan tahun, karena turun temurun dari nenek moyang. Pohon durian terus dilestarikan selain mendatangkan rupiah yang cukup, juga dapat menyimpan air sehingga menjaga agar tidak terjadi longsor.  Sedangkan festival durian sudah menjadi agenda Kaligono, tetapi harus pada saat panen raya durian. Biasanya dimusim kemarau panjang, durian akan berbuah bagus. “Kami sudah komitmen festival durian ya harus durian lokal asal Desa Kaligono. Para maniak-maniak durian sudah sangat kenal rasa durian lokal Kaligono karena memiliki kenikmatan tersendiri dan rasa yang unik yakni pohon satu dengan pohon lainnya rasanya berbeda. Ini yang akan terus kami lestarikan,” tutur Suroto ketika ditemui di Balai Desa Kaligono.
 
Adanya anggapan durian Kaligono akan punah, dibantah Suroto karena warga masyarakat Kaligono terus melakukan penanaman durian. Terutama durian yang berkualitas bagus. Jadi tidak mungkin durian lokal Kaligono akan terjadi kepunahan. Apalagi durian memiliki ciri khas rasa dan memiliki harga yang cukup baik dipasaran. Bahkan kata Suroto, durian lokal Kaligono menjadi buruan pilihan para maniak durian dari luar daerah.

Berita Terpopuler

Dewa Pandan Kembali Raih Prestasi Desa Wisata Terbaik
Seputar Pariwisata

Dewa Pandan Kembali Raih Prestasi Desa Wisata Terbaik

Selasa, 19 September 2023

Desa Pandanrejo merupakan salah satu desa wisata dengan klasifikasi Desa Wisata Berkembang sesuai de....