Tangani Bencana Terpadu, BPBD Lakukan Gelar Apel Bencana
Dalam sambutannya Bupati mengatakan, kita semua menyadari bahwa bencana alam memang tidak dapat ditolak. Tetapi yang lebih penting adalah bagaimana upaya kita semua untuk dapat meminimalisir dampak yang mungkin terjadi akibat bencana tersebut atau yang biasa disebut dengan mitigasi bencana. Oleh karena itu, hendaknya pihak-pihak terkait dapat memberikan berbagai informasi kepada warga, khususnya masyarakat yang berada di kawasan rawan bencana. Sehingga masyarakat akan memahami apa-apa yang harus dilakukan, apabila sewaktu-waktu terjadi bencana.
“Apalagi Stasiun Klimatologi Semarang telah memperkirakan bahwa awal musim hujan 2016/2017 di Jawa Tengah, akan datang lebih cepat dibanding biasanya. Puncaknya diperkirakan akan terjadi pada bulan Januari-Pebruari 2017, dengan potensi hujan lebat mencapai lebih dari 50 milimeter perhari,” tuturnya.
Menurt Bupati, wilayah Kabupaten Purworejo apabila ditinjau dari aspek geografis memiliki potensi terjadi bencana alam yang cukup tinggi, terutama tanah longsor, banjir, angin puting beliung dan tsunami. Meskipun bencana tersebut tidak kita harapkan, namun kita harus terus dan tetap siap siaga dan selalu waspada apabila sewaktu-waktu hal itu terjadi. Untuk itu perlu saya tegaskan bahwa penanggulangan bencana alam bukan hanya tugas Pemerintah Daerah, TNI, Polri, SAR maupun instansi terkait semata, namun kita semua harus menyadari, bahwa tanggap bencana merupakan panggilan kemanusiaan dan menjadi tanggung jawab kita bersama selaku masyarakat Kabupaten Purworejo.
“Kita tidak boleh lengah dengan kondisi ini, sekalipun berada pada kondisi aman, namun perlu mengantisipasi melalui penyusunan rencana penanggulangan bencana yang baik (good disaster management plan) sebagai bentuk upaya pencegahan dan mitigasi bencana. Dimana dalam kegiatan ini meliputi pengaktifan pos-pos siaga bencana dengan segenap unsur pendukungnya, pelatihan atau simulasi siaga bagi setiap sektor, serta penyiapan sarana lainnya,” tandas Agus Bastian.
Bupati berpesan, penanganan bencana yang tepat diharapkan dapat menimimalkan jumlah korban baik jiwa maupun material. Apabila perencanaan penanganan bencana telah tersusun dengan baik maka tindakan operasional pada saat terjadinya bencana dapat dilaksanakan dengan segera, mengingat segala sesuatunya telah dipersiapkan sebagai bentuk antisipasi, yang meliputi pengkajian secara cepat dan tepat terhadap lokasi, kerusakan, kerugian, dan sumber daya, penentuan status keadaan darurat bencana serta penyelamatan dan pemulihan sarana prasarana vital yang ada.
“Apel Siaga Bencana 2016 merupakan suatu forum kegiatan antar lembaga pemerintah, non pemerintah, masyarakat dan lembaga usaha untuk kesiapsiagaan dalam menghadapi kemungkinan terjadinya bencana. Kegiatan ini juga sebagai sarana untuk mengumpulkan kapasitas daerah, sarana dan prasarana logistik termasuk sumber dana dari berbagai unsur, untuk menguji kemampuan dan ketrampilan dalam memobilitasi sumber daya serta pengoperasian sarana dan prasarana penanggulangan bencana,” ujar Agus Bastian.
Secara terpisah Kepala BPBD Kabupaten Purworejo Drs. Budi Harjono MM, mengatakan, gelar apel siaga diikuti 750 personil dari 11 unsur SKPD, dan 29 ormas. Masing-masing dilengkapi dengan peralatan penanganan bencana seperti truk evakuasi, truk dalmas, mobil rangger, ambulan, begho, sepeda motor, perahu karet, mobil off road, dll. “Digelarnya apel siaga bencana ini bertujuan untuk mengetahui kekuatan personil dan kesiapan sarana dan prasarana dalam penanggulangan bencana serta untuk mempermudah koordinasi antar instansi dan lembaga masyarakat/Ormas, sehingga bencana dapat tertangani dengan baik dan terpadu,” jelas Budi Harjono.
Apel tersebut diakhiri dengan peninjauan personil dan kelengkapan peralatan pendukung penanganan bencana dengan mengitari alun-laun Purworejo.