Pj Bupati Purworejo H Agus Utomo SSos, menjelaskan, sebelumnya dilakukan penertiban, para pemilik bangunan sudah diberi peringatan, bahwa sampai dengan tanggal 25 Januari, bangunan sudah harus dibongkar sendiri. Pemilik bangunan tersebut, bukan orang asli daerah tersebut, lima orang berasal dari Kutoarjo dan satu orang dari Magelang.

“Mereka sudah sudah membuat surat pernyataan bahwa sanggup untuk membongkar sendiri bangunannya. Karena tidak dibongkar juga dan Satpol PP sudah memberikan peringatan sebanyak tiga kali, dari dasar pernyataan pemilik itulah, hari ini dilakukan penertiban,” katanya.

Tambahnya, setelah penertiban, lingkungan gunung tugel tersebut akan dibersihkan dan akan dilakukan penghijauan, sehingga menjadi lebih indah. “Lingkungan ini akan kita bersihkan, kemudian kita hijaukan, ditanami dengan tanaman yang barangkali bisa membuat lokasi ini menjadi hijau dan bagus. Mohon dengan kesadaran masing-masing, masyarakat jangan mengembangkan yang seperti ini. Ini sudah mengganggu masyarakat Purworejo,” jelasnya.

Lebih lanjut, ia menjelaskan, pembongkaran atau penertiban bangunan liar itu juga dimaksudkan untuk mempersempit ruang gerak para pelaku prostitusi di wilayah Purworejo. “Pemkab beserta TNI, Polri, Satpol PP dan masyarakat telah peduli untuk menertibkan kawasan ini. Kalau sampai masyarakat yang bergerak, bahkan sampai dibakar, kan malah jadi tidak bagus,” tandasnya.

Ia juga menghimbau, kepada para penghuni, agar berkarya dirumahnya sendiri, jangan ditempat yang dilarang. Bagi para wanita malam yang bekerja di lokasi tersebut, ia juga menghimbau untuk kembali sadar kejalan yang benar. Pihaknya, melalui Dinsosnakertrans, para penghuni dan pekerja malam di kawasan tersebut telah didata untuk selanjutnya dibina.

“Dinas Sosial sudah menginventarisir, kalau mau berlatih keterampilan apapun silahkan, nanti kita latih. Kita fasilitasi alatnya untuk bisa berkarya mandiri, tidak harus dengan cara seperti itu,” terangnya.