Gubernur Jateng Tinjau Pembangunan Embung Bagelen
Gubernur menyatakan banyak ide yang muncul terkait pembangunan embung ini. salah satunya akan dibuat bumi perkemahan dan sekaligus bisa menjadi salah satu tempat tujuan wisata. Ia berharap menjelang musin penghujan ini, embung bagelen ini bisa segera digunakan. “ Ini merupakan contok paling konkrit untuk bisa kita berikan dalam kondisi kemarau dan kondisi daerah-daerah yang susah air,” katanya.
Kepala Dinas PSDA Provinsi Jawa Tengah Prasetyo Budie Yuwono, ME menjelaskan, dalam pembangunan embung ini, pekerjaan yang paling berat adalah masalah batu yang jumlahnya cukup banyak. Menurutnya, pembangunan embung ini merupakan salah satu upaya kita bersama untuk mengatasi permasalahan air dimusim kemarau. Hal ini juga terkait program Gubernur yang akan menargetkan pembangunan 1.000 embung dalam tiga tahun.
Sampai saat ini, pihaknya sudah membangun kurang lebih 42 embung, baik yang didanai APBD maupun yang berasal dari APBN. Pihaknya berharap, masyarakat bisa memanfaatkan dan mengembangkan daerah disekitar embung untuk budidaya tanaman yang berholtikultura tinggi. “Dari beberapa daerah yang embungnya sudah jadi, mereka sukses mengembangkan budidaya, antara lain durian, buah naga, yang manfaatnya sudah dirasakan oleh masyarakat,” terangnya.
Embung atau cekungan penampung merupakan bangunan yang berfungsi menampung kelebihan air yang terjadi pada musim hujan untuk persediaan suatu desa di musim kering. Embung Bagelen direncanakan terdiri dari dua buah tampungan. Tampungan I berkapasitas 4.170 m3, sedangkan tampungan II berkapasitas 8.557 m3. Ketersediaan air embung berasal dari curah hujan dan juga berasal dari mata air Sokoagung. Menurut rencana tahun ini juga embung Bagelen ini akan segera dioperasikan.