Klomtan “Sri Murni” Desa Munggangsari Panen Raya Udang Vaname
Ketua klomtan Sri Murni seksi budidaya udang, Suparyo Hadiwiyono, menginformasikan bahwa, anggota klomtan yang tergabung dalam budidaya udang sebanyak 25 orang. Mereka membuat areal tambak di lahan tepi pantai seluas sekitar 5 ha, terdiri dari 40 petak Tiap petak luasnya sekitar 1.300 meter. Umur udang yang dipanen 80 hari. Kepadatan penebaran benih 90-100 ekor per meter persegi. Tiap petak menghasilkan 1,3 ton udang. Harga dipasaran Rp 55.000-60.000 per kg. Sehingga tiap petak bisa menghasilakan Rp 50 juta lebih.
Dikisahkan oleh Suparyo, yang juga mantan kepala desa setempat, bahwa budidaya diawali saat berkunjung di Desa Gedangan Kecamaan Purwodadi. Berdasarkan pengamatan bahwa, lokasinya hampir sama, mungkin bisa diterapkan di wilayahnya. Dengan inisiatif tersebut, mereka terus belajar secara otodidak dari Desa Gedangan. Bertepatan saat itu, wilayahnya dilanda banjir, yang mengakibatkan budidaya pertanian seperti janggung, terong, lombok, pepaya mati, sehingga masyarakat tergerak untuk segera memulai usaha baru.
Ujicoba perdana dengan membuat enam petak tambak. Kebutuhan air payau, diambil dengan membuat sumur pantek di tepai pantai. Budidaya perdana ini berhasil dan bisa panen sekitar 80%. Berbekal pengamatan tersebut, kini budidaya dikembangkan menjadi 40 petak. Kendala yang dihadapi anggotanya antara lain, terkadang dihadapkan pada sulitnya memperoleh BBM untuk menghiduplan kincir. Disamping mahalnya harga pakan udang. Selama ini pasokan akan didatangkan dari sebuah perusahaan di Jakarta.
Bupati Mahsun, disela-sela melakukan panen perdana memberi apresiasi besar kepada masyarakat Desa Mungangsari yang mampu menciptakan potensi menjadi kenyataan. Menurutnya, kawasan pantai selatan Purworejo kaya akan potensi sumberdaya alam. Hal ini dibuktikan di saat pemerintah kolonial Belanda, membangun jalan daendelas. “Belanda tahu karena kawasan selatan banyak potensinya, sehingga dibangun jalan. Kalau tidak ada potensinya tdak mungkin dibangun jalan” katanya.
Budidaya udang, sambungnya, prospeknya cukup bagus. Menurutnya, ia pernah bertemu di salah satu tempat dengan salah satu investor dari Belanda. Investor tersebut pemasok udang di berbagai negara. Saat itu ia mengenalkan potensi udang Purwprejo, dan tidak lama kemudian ia datang. Namun setelah dilakukan perhitungan, ternyata produksi udang Purworejo tidak bisa mencukupi sesuai kebutuhannya, sehingga tidak jadi menanaman usahanya.
Apalagi, lanjutnya, tahun 2014-2015, Kementrian ESDM akan mengalokasikan kegiatan proyek irigasi di wilayah selatan Purworejo. Sedangkan untuk mengatasi kendala yang dihadapi petani, pihaknya akan melakukan koordinasi dengan instansi terkait. Disi lain ia membuka lebar kepada para investor untuk menanamkan usahanya dengan membuat pakan udang di Purworejo. Setidaknya, pemkab akan melatih petani untuk bisa membuat pakan secara mandiri.