Panen Padi Desa Kalimiru 8 Ton Perhektar
Dikatakan Marno, proses untuk mendapat bantuan demplot tersebut membutuhkan waktu lama dan beberapa tahun, baru bisa terealisasi. Dengan hasil panen yang meningkat bagus, diharapkan masyarakat petani, bisa melanjutkan mengelola padi dengan proses yang benar. Tentu dengan memperhatikan pengelolaan dari mulai persemaian, penanaman, pemupukan, pengendalian hama dan seterusnya. “Kalau sering berkoordinasi dengan PPL dan serius, insya Allah pasti akan mendapat hasil yang bagus pula,” katanya.
Lebih lanjut Marno berharap, kelompok-kelompok tani di Desa Kalimiru agar mau dan bisa untuk maju dengan mengikuti proses tanam yang sesuai dengan demplot. Dengan harapan untuk meningkatkan hasil produksi padi, yang nantinya juga untuk kesejahteraan petani itu sendiri. “Menjaga kekompakan antar kelompok tani agar terus ditingkatkan. Demikian juga setelah musim panen ini, agar masing-masing kelompok tani bermusyawarah pada penanaman berikutnya, untuk bisa segera menyepakati tanaman yang akan ditanam pada musim kemarau yang akan datang,” tandas Marno yang menjabat Kades untuk kedua kalinya.
Ketua Kelompok Tani Muda Maju Makmur Endro Purwono menjelaskan, demplot ini jenis padinya varietas ciherang yang menggunakan sistim tanam legowo dengan jarak tanam 25x25 cm. Penggunaan pupuk satu hektarnya membutuhkan pupuk organik 1000 kg, urea 100 kg, dan ponska 100 kg. Untuk penggunaan pupuk lebih diutamakan pupuk organik dan mengurangi pupuk kimia. “Selama ini memang belum memakai pupuk dasar, tapi setelah sekarang memakai pupuk dasar organik, hasilnya bisa cepat tumbuh,” ujar Endro.
PPL Kecamatan Bayan Sardjono SPkp menambahkan, dalam menggunakan bibit padi dianjurkan umur bibit muda kurang lebih 17 hari. Dengan sistim tanam legowo, bisa mendapatkan sinar matahari yang penuh dan menjaga kelembaban, sehingga akan mengurangi resiko terkena hama.
Pihaknya juga menganjurkan penggunaan pupuk organik, karena bisa menekan biaya produksi dan menjadikan tanah menjadi lebih subur. Apalagi pupuk organik tidak harus membeli, melainkan bisa membuat sendiri. “Seperti damen yang biasanya dibakar, mulai sekarang agar dibuat pupuk organik karena damen memiliki kandungan dan unsur haranya sangat bagus,” jelasnya.
Sementara itu Camat Bayan yang diwakili Bambang Subiyanto SIP mengatakan, bidang pertanian sangat diperhatikan pemerintah. Maka berbagai upaya selalu dilakukan untuk meningkatkan hasil produksi pertanian, yang orientasinya pada peningkatan kesejahteraan petani.
Termasuk demplot saat ini yang dititik beratkan pada penggunakan pupuk organik. Artinya kembali ke alami dan mengurangi pupuk kimia. Dengan harapan para petani lebih sedikit mengeluarkan biaya produksi. “Oleh karena itu bantuan berupa Alat Pembuat Pupuk Organik (APPO) yang sudah diterima Desa Kalimiru bisa segera digunakan untuk membantu meringankan biaya petani, sehingga tidak harus beli pupuk organik tetapi membuat sendiri,” harapnya.
Selain itu Bambang juga menyampaikan pesan Camat Bayan tentang Gerakan Penanaman Pohon Pisang Kapok Kuning (GP3K) yang diberlakukan untuk semua desa se Kecamatan Bayan. Dalam rangka mendukung ketahanan pangan, masing-masing KK diminta menanam pisang sebanyak 5 batang atau lebih.
Anggaran untuk mendukung GP3K sekitar Rp 200 juta, yang diambilkan 25 persen dari kuota anggaran Kecamatan Bayan sebesar Rp. 779.174.604. Sedang yang 75 persen digunakan untuk sarana prasarana fisik seperti perbaikan jalan, jembatan dan sebagainya. Diharapkan GP3K bisa berjalan dengan baik dan semua masyarakat mendukung.