Pancasila, Mudah Diucapkan Tapi Menurun Pengamalannya
Penyelenggaraan ini kali merupakan kegiatan yang ke IV di tahun 2013. Tiga penyelenggaraan sebelumnya di Kabupaten Rembang, Kabupaten Tegal, dan Blora. Peserta menerima materi dari para narasumber. Yaitu aktualisasi sila-sila Pancasila dalam Kebhinekaan menghadapi Indonesia masa depan, oleh Drs Budi Harjono. Stabilitas nasional dan ketahanan nasional dalam menjaga keutuhan NKRI oleh Kapten Suwardi dari Kodim 0708. Sosialisasi pilgub oleh KPU Kabupaten Purworejo. Membangun Budaya demokrasi yang beretika dalam kebhinekaan guna penciptaan iklim yang kondusif oleh M Yulianto SSos MSi (Fisipol Undip). Serta peran agama dalam memperkuat nilai-nlai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, oleh KH Dian Nafi MPd pengasuh Ponpes Al Muayat Surakarta.
Kepala Bidang Idiologi dan Kemasyarakatan pada Badan Kesbangpolinmas Propinsi Jawa Tengah, Drs Eko Prihadi, menyatakan bahwa aktualisasi nilai-nilai Pancasila saat ini mulai ditinggalkan masyarakat. Ha ini dapat dilihat dari berbagai kehidupan yang terjadi di tanah air. “Pancasila sebagai idilologi negara, mengalami pasang surut sesuai eranya,” ungkapnya.
Di era Orde Lama, lanjutnya, Pancasila dimanfaatkan sebagai alat untuk meraih tujuan. Di jaman Orde Baru, nilai-nilai Pancasila ditanamkan sebagai jiwa bangsa Indonesia secara mendalam. Saat itu banyak dilakukan penataran-penataran P4.
Di era reformasi, kata-ata Pancasila mudah diucapkan namun aktualisasi nilai-nilai Pancasila dirasa semakin menurun. Hal ini ditandai dari berbagai tingkah laku dan kejadian yang dinilai sangat bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila. Bahkan saat itu ada indikasi dari kelompok tertentu yang ingin mengganti Pancasila sebagai idiologi bangsa.
“Diharapkan kedepan, generasi muda tidak hanya hafal mengucapkan sila-sila dalam Pancasila, namun bisa mewujudkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara” harapnya.