Informasi tersebut diungkapkan Setyo Winarsih, selaku pengelola taman bermain tersebut, Sabtu (15/5). Ia mengungkapkan, terpilihnya taman bermain yang dipimpinnya itu, justru karena berbagai keterbatasan yang dimiliki. Artinya, dengan sarana prasarana yang serba terbatas dan sederhana, ternyata mampu menghasilkan nilai lebih, dibanding taman bermain yang memiliki beragam fasilitas.
Meski berada di pedesaan, minat masyarakat untuk memasukkan anaknya ke sekolah tersebut sangat besar. Terbukti, saat ini taman bermain yang baru berdiri tahun 2005 itu, telah memiliki 78 anak didik.
Menurut informasi yang diperolehnya, penilaian akan dilakukan dalam waktu dekat, namun belum diketahui tanggal pastinya. “Kami juga telah mendapat pembinaan dari jajaran Dinas Pendidikan dan Kebudayaan,”ungkap istri Kepala Desa Plipiran itu.