Seputar Pemerintahan

Musin Hujan Berlangsung Enam Bulan, Waspada Potensi Bencana

Setelah mengalami musim kemarau yang cukup panjang, dibeberapa wilayah termasuk Jawa Tengah, Jawa Barat, Sumatera dan sebagian Kalimantan sudah mulai masuk musin hujan pada bulan November ini. Bahkan untuk wilayah Purworejo sendiri, musin hujan diperkirakan akan berlangsung selama enam bulan.

“Khusus di Jawa Tengah, dibulan November ini sudah masuk musim hujan. Khususnya di Purworejo, diperkirakan akan berlangsung lima hingga enam bulan kedepan. Puncaknya akan berangsung pada bulan Desember dan Januari, khususnya diwilayah selatan atau pesisir, wilayah di barat laut dan bagian tengah Kabupaten Purworejo,” ungkap Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Pusat, Prof Dwikorita Karnawati MSc PhD.

Hal itu dikatakan Dwikorita saat menjadi nara sumber dalam Forum Komunikasi Dengar Aspirasi Publik (Critical Voice Point) di Pendopo Kabupaten Purworejo, Senin (12/11). Hadir dalam acara Bupati Purworejo Agus Bastian SE MM beserta Forkopimda, kepala OPD terkait, camat, kepala desa, ormas dan relawan bencana.

Dengan masuknya musin penghujan, lanjutnya, pihaknya menghimbau agar seluruh warga masyrakat bersama aparat dan pihak-pihak terkait bersama-sama untuk mewaspadai berbagai kemungkinan potensi bencana yang dapat terjadi. Terutama waspada terhadap bencana banjir dan longsor. Selain itu juga mewaspadai potensi terjadinya cuaca ekstrim seperti puting beliung, angina kencang.

“Yang dimaksud cuaca ekstrim terutama curah hujan yang intensitasnya tinggi, yakni lebih dari 50 mm/hari bahkan bisa mencapai lebih dari 100hingga 200 mm/hari. Yang harusnya itu turun dalam waktu satu bulan, dan tentunya dampak yang ditimbulkan bisa sangat membahayakan,” terangnya.

Pihaknya juga menghimbau agar masyarakat didesa, para lurah, camat untuk menggerakkan warga dan aparat setempat untuk membersihkan saluran-saluran air. Hal itu dimaksudkan agar saluran tidak mampet dan menimbulkan banjir bahkan bisa mengakibatkan longor. Pohon-pohon yang terlalu rimbun dan terlalu membebani lereng juga diharapkan bisa dipangkas.

“BMKG tetap terus memonitor kondisi cuaca ini. Kami akan selalu memberikan peringatan dini apabila ditengarai akan terjadi cuaca ekstrim dalam waktu paling lambat tiga jam sebelum kejadian,” imbuhnya.

Untuk daerah pantai, pada musim hujan ini juga berpotensi gelombang tinggi dan angina kencang. Namun, BMKG akan selalu memberikan peringatan dini dan informasi paling tidak selama tiga hari sampai satu minggu kedepan.

“Mohon untuk selalu memantau dan memonitor info dari BMKG, baik melalui aplikasi mobile phone, sosial media atau melalui website BMKG. Kami juga memiliki group whatsapp untuk berkomunikasi dengan semua BPBD dibeberapa wilayah Indonesia,” tutur Dwikorita.

Menurutnya, yang perlu ditekankan diwilayah Purworejo adalah adanya potensi banjir dan longsor. Sedangkan untuk potensi gempa dan tsunami menurutnya relatif jarang meskipun potensinya masih tetap ada.

Khusus untuk tsunami, pihaknya mengingatkan apabila ada masyarakat yang sedang berada di pantai dan dirasakan ada guncangan yang kuat, maka gempa itu agar dianggap sebagai peringatan dini tsunami. Sehingga bisa langsung mencari tempat yang tinggi dan meningalkan pantai. Meskipun selama 50 tahun ini di Purworejo belum pernah terjadi, namun tetap perlu kewaspadaan.

Dwikorita menambahakan, hujan yang turun di Purworejo bisa disertai dengan angin kencang. Tidak selalu tetapi bisa disertai angin kencang yang disebabkan adanya perbedaan tekanan udara yang kontras dan sifatnya lokal.

Apalagi melihat kondisi Purworejo yang wilayahnya bergunung-gunung, dataran dan laut. Melihat kondisi tersebut maka sensitif untuk terjadi perbedaan tekanan udara yang kontras, dan itu bisa secara lokal terjadi potensi terjadinya angina kencang atau putting beliung.

“Ini kan hujan tropis yang intensitasnya tinggi dan juga kadang ada pengaruh dari kondisi cuaca regional disekitarnya. Misalnya adanya siklon, angin dari arah Australia atau dari arah Asia itu juga berpengaruh,” pungkasnya.

Sementara itu Bupati Agus Bastian menerangkan, pihaknya melalui BPBD secara terus menerus telah memberikan simulasi kepada warga masyarakat dan elemen masyarakat. Hal itu agar masyarakat yang terkena dampak diwilayah yang rawan bencana mengerti bahwa wilayahnya rawan bencana.

Terkait persiapan menghadapi potensi banjir, pihaknya sudah membangun karapet disepanjang sungai Bogowonto. Juga normalisasi sungai dan membangun saluran air agar air hujan dapat mengalir sesuai dengan alirannya.

“Saya mohon kepada warga masyarakat untuk tetap waspada dimusin hujan ini,” kata Bupati.

 

Berita Terpopuler

Pit Onta, Informasi Dinporapar Purworejo Dalam Satu Ruangan
Seputar Pemerintahan

Pit Onta, Informasi Dinporapar Purworejo Dalam Satu Ruangan

Selasa, 17 Oktober 2023

Purworejo - Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata (Dinporapar) Kabupaten Purworejo terus berupaya....


242 ASN Purworejo Terima SK Kenaikan Pangkat Periode Oktober 2023
Seputar Pemerintahan

242 ASN Purworejo Terima SK Kenaikan Pangkat Periode Oktober 2023

Jumat, 29 September 2023

Sebanyak 242 orang ASN menerima Petikan SK Kenaikan Pangkat Periode Oktober 2023. Penyerahan dilakuk....