Perlunya Promosikan Kesenian Tradisional Islami
Kekayaan kesenian tradisional yang bernuansa Islami, di Kabupaten Purworejo sangat banyak. Bahkan tidak hanya kesenian Islami, termasuk kesenian tradisional lain yang hampir merata di semua desa ada. Maka perlunya kesenian tradisional dijadikan sebagai kebanggaan daerah untuk diangkat dan dipromosikan. Mulailah dari kita, lalu desa, kecamatan, hingga merambah kabupaten, sampai keranah luar daerah.
Hal tersebut dikatakan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Purworejo Rr Nurul Komariyah SSos yang menggelar kesenian hadroh dan angklung pada kegiatan tasyakuran sebagai anggota Dewan periode 5 tahun kedepan. Kesenian yang ditampilkan di Perumahan Pesona Neverland Maron itu berlangsung pagi hingga sore pada Minggu (8/9).
Pada kesempatan itu ditampilkan 4 grup kesenian terdiri 3 grup kesenian Islami dan 1 grup kesenian remaja. Yakni Hadroh Santri Kendil dari Loano, Hadroh Suhaila Nida dari Maron, Hadroh Fatayat NU Kabupaten Purworejo, dan angklung Remaja RT 1 (Restu) dari perumahan setempat. Kesenian selain disaksikan masyarakat Loano, Bener, dan Gebang juga disaksikan para ulama, sejumlah anggota Dewan dan pejabat.
Lebih lanjut Nurul Komariyah mengatakan, kesenian tradisional memiliki nilai-nilai luhur yang harus dilestarikan. Seperti kesenian hadroh selain sebagai budaya Islami namun juga sebagai media dakwah, untuk menyebarluaskan ajaran-ajaran agama Islam. Demikian juga kesenian-kesenian tradisional yang lain. “Untuk angklung Restu ini, sebagai bentuk mengajak para pemuda untuk mencintai budaya sendiri. Maka harus dimulai dari diri kita untuk nguri-uri kesenian milik daerah sendiri,” ujar Nurul yang bersuamikan Irham Abdul Majid SE.
Generasi muda harus dilibatkan dalam kesenian tradisional, karena kesenian akan mengajak berkreatif dan berkreasi. Bukan tidak mungkin generasi muda akan luntur kecintaannya terhadap budaya sendiri, jika tidak terus menerus ditumbuhkan semangatnya dalam berkesenian. Apalagi kesenian budaya asing yang kurang sesuai dengan nilai-nilai budaya bangsa, juga ada disekitar kita. “Ini menjadi perhatian bersama, agar pemuda sebagai aset bangsa bisa terpatri mencintai dan melestarikan budaya sendiri, khususnya seni budaya yang ada diwilayah kabupaten Purworejo,” harap Nurul Komariyah yang sudah memiliki dua putra.
Terkait tasyakuran sebagai anggota DPRD dari FPKB, Nurul mengaku akan terus berjuang untuk masyarakat Purworejo. Mendengarkan aspirasi masyarakat sangat penting karena menjadi tugas yang harus dilaksanakan. Terutama permasalahan-permasalahan yang ada di masyarakat, yang harus dicarikan penyelesaiannya. “InsyaAlloh kami akan menjalankan amanah ini dengan sebaik-baiknya,” tutur Nurul yang juga sebagai Ketua Pimpinan Cabang Fatayat NU Kabupaten Purworejo.