Siap Sambut Wisatawan, Ribuan Penari Menari Dolalak Massal
Dalam rangka menyambut tahun kunjungan wisata tahun 2020 atau romansa Purworejo 2020, Pemkab Purworejo menggelar tari dolalak massal. Tak kurang dari 5.600 penari berseragam dolalak lengkap menari dolalak massal di Alun-alun Kabupaten Purworejo, Sabtu (14/9) sore.
Berbagai kalangan mulai dari pelajar SD, SMP, SMA sederajat, TNI, komunitas tari hingga masyarakat umum ikut dalam tari massal tersebut. Bahkan Bupati Purworejo Agus Bastian SE MM, bersama Forkopimda dan sejumlah tamu undangan turut membaur dan menari bersama tarian peninggalan zaman penjajahan Belanda tersebut.
Hadir, Perwakilan Provinsi Jawa Tengah, Direktur Utama Badan Otorita Borobudur (BOB), Forkopimda Purworejo, Kepala Dinas Pariwisata se-Kedu dan Kulon Progo, dan sejumlah tamu undangan.
Bupati Purworejo Agus Bastian SE MM menerangkan jika tarian dolalak massal ini juga sebagai tanda bahwa Kabupaten Purworejo telah siap menyambut Romansa Purworejo 2020 atau tahun kunjungan wisata tahun 2020.
“Gelaran ini juga sebagai tahap awal untuk menyambut Romansa Purworejo 2020. Tidak ada setahun lagi, kita akan memasuki era Romanasa 2020 atau tahun kunjungan wisata tahun 2020,” katanya.
Dirinya berharap, tarian masal yang melibatkan 5.300 penari dolalak ini akan semakin mengukuhkan tari dolalak sebagai tarian khas Kabupaten Purworejo. Bahkan tari dolala telah mendapatkan ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda tingkat nasional oleh Kementerian Pariwisata.
“Event ini, kedepan akan dijadikan event tahunan, tentunya dengan jumlah peserta yang semakin banyak. Kami berharap tari dolalak massal akan menjadi event nasional dan juga internasional,” imbuhnya.
Ditambahkan Bupati, Jawa Tengah merupakan provinsi yang banyak memilik adat istiadat dan budaya tradisional. Salah satunya tari dolalak yang termasuk brand image Kabupaten Purworejo.
“Kami berharap Purworejo yang sebentar lagi akan menyongsong hadirnya bandara YIA. Penyelenggaraan tari dolalak ini adalah pemanasan, yang nantinya akan dipersembahkan bagi para wisatawan yang hadir di Kabupaten Purworejo,” pungkasnya.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Agung Wibowo AP menjelaskan, Tarian dolalak massal yang ditampilkan merupakan tari dolalak kemasan. Gelaran dolalak massal ini adalah sebagai langkah pelestarian tari dolalak.
Diungkapkan, seluruh peserta tari dolalak tadi benar-benar dapat menari, tidak hanya berseragam dolalak. Pihaknya ingin menampilkan keaslian tari dolalak dan mengedukasi tari dolalak yang sesuai pakemnya, meskipun ada kreasi dalam tariannya.
“Pada 16 Agustus lalu, tari dolalak telah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda tingkat nasional oleh Kementerian Pariwisata. Sedangkan HAKI telah diperoleh pada tahun 2012. Dengan event ini juga diharapkan membuat dolalak sesuatu yang memasyarakat di Kabupaten Purworejo,” jelas Agung.
Tarian dolalak massal yang ditarikan merupakan karya tari dolalak kemasan padat dengan judul reroncen karya Sdri Nia, Cicik dan Gayuh. Usai menari, ribuan peserta secara bersama-sama mengibarkan bendera Romansa Purworejo 2020.