Kumpulan Perempuan Bukan Identik Ngrumpi
Ketua TP PKK Kabupaten Purworejo yang diwakili Wakil Ketua Dra Titik Mintarsih MPd mengatakan, ngrumpi yang sering disandangkan pada perempuan sangat tidak tepat. Kumpulan maupun kelompok organisasi perempuan mempunyai agenda dalam memberdayakan perempuan yang berkualitas. “Sudah terbukti kaum perempuan bukan identik ngrumpi, tapi justru turut aktif dalam pembangunan,” tandas Titik Mintarsih pada Gebyar Hadroh TP PKK Kecamatan Banyuurip yang dipusatkan di Altar Kayuarahiwang Desa Borowetan Banyuurip, kemarin.
Menurutnya, kegiatan lomba hadroh yang pesertanya perempuan juga membuktikan kelompok perempuan mempunyai kualitas yang bagus. Selain kualitas religius juga kekompakan sehingga terpadukan suara dan musik yang bagus. Ini menggambarkan kualitas dalam menyatukan untuk menuju satu kesatuan yang utuh. Tanpa kualitas, tentu tidak akan menghasilkan yang terbaik. Termasuk kegiatan-kegiatan yang lain, kaum perempuan mengutamakan kualitas kegiatan sehingga tidak ada kesempatan ngrumpi.
Lomba hadroh tesrsebut di buka Wakil Bupati Yuli Hastuti SH, yang didampingi Camat Banyuurip Tri Wahyuni Wulansari AP MAP beserta Muspika, Kepala Desa Borowetan Sukiman, pengurus TP PKK Pokja I kabupaten, dan instansi terkait.
Dalam sambutannya Yuli Hastuti mengatakan, Kabupaten Purworejo yang dikenal religius tentu sangat tepat adanya gebyar hadroh ini. Tentunya seni budaya hadroh untuk terus dilestarikan, juga agar dicintai semua generasi termasuk generasi muda. Sehingga bisa lebih mencintai budaya sendiri, daripada budaya barat. “Untuk itu perlunya kesenian hadroh dikembangkan, selain meningkatkan keimanan juga semakin memupuk kecintaan budaya lokal,” harap Yuli Hastuti.
Sementara itu Ketua penyelenggara Ny Sihartati Sukiman melaporkan, gebyar hadroh diikuti peserta grup hadroh se Kecamatan Banyuurip yakni mencapai 14 grup hadroh. Dengan kriteria penilaian keharmonisan, teknik vokal, penampilan, dll. “Kesenian hadroh semakin diminati, sehingga gebyar hadroh diagendakan setiap tahun. Sekaligus menginventarisir grup hadroh yang mampu memiliki nilai jual untuk dipromosikan,” jelasnya.
Kades Sukiman menambahkan, terkait pemilihan lokasi altar kayuarahiwang sangat membanggakan untuk gebyar hadroh. Apalagi lokasi ini memiliki sejarah tentang berdirinya Kabupaten Purworejo. “Hanya saja masih kurang dimaksimalkan, harapannya kegiatan-kegiatan bisa memanfaatkan altar kayuarahiwang sebagai pusat keramaian,” ujarnya.